Sabtu, 29 September 2012

Poster

Poster sebagai media untuk mengajak banyak orang melakukan hal-hal tertentu, diharapkan menarik bagi penglihatan mata serta jelas dan lugas dalam kata-kata. Maka dari itu, dalam pembuatan poster, sebaiknya memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Tulisan/Font
Dalam pembuatan poster, font yang digunakan sebaiknya dekoratif (indah dan menarik), namun masih jelas terbaca, minimal dari jarak 30 cm. Ukuran font yang digunakan baiknya min. 24 pt, maksimalnya terserah si pembuat poster. Jika ingin menarik pemirsa dari jarak jauh, ukuran huruf terbesar pun sah-sah saja untuk digunakan.

2. Warna
Warna-warna panas/warna-warna yang mencolok mata sebaiknya digunakan dalam pembuatan poster sebaagai warna latar belakang agar mampu menarik perhatian pemirsa. Warna-warna itu adalah merah-oranye-kuning. Disarankan juga untuk memakai latar putih-tulisan hitam atau latar hitam-tulisan putih jika tidak ingin menggunakan warna-warna panas tersebut.

3. Gambar
Gambar yang diberikan dalam poster harus ikonik dan sesuai dengan isi poster. Misalnya, jika poster itu mengajak untuk menghemat air, tentu gambar yang cocok adalah gambar kran dengan tetes air. Begitu seterusnya.

4. Tata Letak
Kita terbiasa untuk membaca dari atas ke bawah, dari kiri ke kanan. Maka, usahakan agar poster itu tidak membingungkan pemirsa dengan menata letak bagian yang paling penting seperti judul acara/ajakan diletakan di bagian poster paling atas, baru selanjutnya penjelasan di bagian bawah.

Keempat hal itu menurut penulis adalah hal-hal yang perlu diperhatikan untuk membuat poster. Namun, Jurnalis Remaja tentu mempunyai pendapat yang berbeda-beda, untuk mebuat poster secara kreatif dan inovatif.

Kali ini, penulis ingin men-share-kan resensi buku "Mengamati Poster Propaganda Revolusi Mao Tse Tung" yang dipublikasikan oleh http://ulas-buku.blogspot.com/. Semoga bisa menjadi referensi dalam membuat poster yang menarik pemirsa.

Semangat selalu dalam berkarya, Jurnalis Remaja! Teruslah menulis!

Oh ya, hindari tawuran! Jika ada masalah, hadapi dengan #1lawan1

***
 Mengamati Poster Propaganda Revolusi Mao Tse Tung

Judul:  Chinese Propaganda Posters
Essay: Anchee Min, Duo Duo, dan Stefan R Landsberger
Penerbit: Taschen, Jerman,  2011
Halaman: 320 halaman
Harga; HK $ 128

Buku ini  memang lebih memiliki banyak gambar ketimbang teks. Namun gambar yang termuat di dalam bukanlah gambar biasa. Gambar tersebut tak lain poster-poster propaganda Mao Tse Tung ketika ia memgang kekuasaan di Cina.

Seperti halnya banyak pemegang kekuasaan, Mao pun ingin mempertahankan statusnya sebagai pemimpin partai. Apalagi ia mencetuskan Revolusi Kebudayaan di negeri itu hingga tahun 1970-an. Ia menyebutanya Great Leap.

Dari poster propaganda tersebut, Mao tidak hanya mempopulerkan Revolusi Kebudayaan, melainkan juga berusaha untuk mengultuskan dirinya. Usahanya boleh dibilang berhasil. Buktinya hingga kini masih banyak orang yang percaya dengan kebenaran ajaran Mao.

Dalam poster-poster yang termuat dalam buku ini, Mao menggambarkan dirinya sebagai sosok yang dicintai oleh rakyatnya, dan  dapat membawa Cina ke arah yang kebih baik, Cina yang lebih makmur di bawah pemerintahan partai komunis.

Bahkan beberapa poster memperlihatkan pentingnya “melupakan” kepentingan diri sendiri, bahkan nyawa, untuk kepentingan partai.

Tapi toh dari beberapa catatan litartur yang ada, usaha Mao ternyata hanya isapan jempol. Usaha untuk memakmurkan Cina justru membawa penderitaan bagi rakyat. Bagaimana tidak, ketika Mao berkuasa kemiskinan semakin menjadi-jadi, kebebasan menjadi barang langka, dan tekanan terjadi kepada mereka yang dianggap memiiki orientasi ke Barat.

Poster-poster yang ada dalam buku ini paling tiak menjadi sebuah “monumen” yang mengingatkan kembali kepada siapa saja bahwa kekuasaan cenderung melanggengkan diri, dengan menghalalkan segala cara.

Kekurangan buku ini, menurut hemat saya, tidak adanya sebuah analisa yang memadai atas poster-poster tersebut. Poster-poster tersebut hanya memiliki data seputar pembuatnya, judul, dan latar belakang dibuatnya poster tersebut. Jika saja poster tersebut dilengkapi dengan kajian yang mendalam dengan melibatkan metodologi tertentu, semisal semiotik, maka buku ini akan menjadi lebih bernas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar